Minggu, 05 Oktober 2025

BEI Hentikan Sementara Perdagangan Enam Saham, Termasuk PTRO dan BUVA

Jakarta, 6 Oktober 2025 — Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara (suspensi) perdagangan enam saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi pertama perdagangan, Senin (6/10/2025).

Keenam emiten tersebut meliputi:

  1. PT Petrosea Tbk (PTRO)

  2. PT Timah Tbk (TINS)

  3. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF)

  4. PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI)

  5. PT Koka Indonesia Tbk (KOKA)

  6. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)

๐Ÿ“ˆ Alasan Dihentikan: Lonjakan Harga yang Signifikan

Dalam keterangannya, BEI menyatakan bahwa suspensi sementara dilakukan karena terjadi kenaikan harga kumulatif yang signifikan terhadap keenam saham tersebut dalam beberapa sesi terakhir.

“Bursa memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PTRO, TINS, BEEF, ASLI, KOKA, dan BUVA mulai sesi I tanggal 6 Oktober 2025 sampai dengan pengumuman lebih lanjut,” tulis BEI dalam pengumumannya.

Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan pengawasan pasar untuk menjaga perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien, terutama saat ada potensi spekulasi tinggi atau anomali harga yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar modal.

๐Ÿฆ Sekilas Tentang Emiten yang Disuspensi

  • PT Petrosea Tbk (PTRO) — Perusahaan jasa pertambangan terintegrasi yang juga terafiliasi dengan Indika Energy Group.

  • PT Timah Tbk (TINS) — Emiten BUMN sektor pertambangan logam, terutama timah, yang kerap menjadi indikator saham komoditas nasional.

  • PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) — Bergerak di industri pengolahan dan distribusi daging sapi, dengan jaringan ritel dan ekspor.

  • PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) — Fokus pada teknologi biometrik dan keamanan data.

  • PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) — Menyediakan jasa konstruksi, infrastruktur, dan pengadaan alat berat.

  • PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) — Bergerak di sektor pariwisata dan properti, mengelola sejumlah hotel dan resort premium di Bali dan sekitarnya.

๐Ÿ’ฌ Investor Diminta Tetap Waspada

BEI mengimbau investor untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, terutama terhadap saham-saham yang mengalami kenaikan harga di luar kewajaran tanpa didukung oleh faktor fundamental yang jelas.

Suspensi ini bersifat sementara dan akan dibuka kembali setelah BEI menilai bahwa perdagangan telah kembali normal dan stabil.

๐Ÿ” Sebelumnya: Aksi Korporasi dan Pergerakan BUVA

Sebelumnya, publik juga menyoroti aksi investor Happy Hapsoro yang melepaskan sebanyak 325 juta saham BUVA dan dikabarkan meraup keuntungan sekitar Rp146,25 miliar. Aksi tersebut sempat dikaitkan dengan lonjakan harga saham BUVA dalam beberapa pekan terakhir.

๐Ÿ“… Penyesuaian dan Langkah Selanjutnya

BEI akan terus memantau perkembangan harga, volume, dan frekuensi transaksi atas saham-saham yang disuspensi. Pengumuman lebih lanjut mengenai pencabutan suspensi akan disampaikan melalui situs resmi BEI dan publikasi media.

Investor diimbau untuk memantau keterbukaan informasi dari masing-masing emiten guna memastikan keputusan investasi dilakukan secara objektif dan berdasarkan data yang valid.

TAURUS77

Jumat, 26 September 2025

Wakil Kepala BGN Nanik Deyang Minta Maaf atas Kasus Keracunan Siswa Akibat MBG

Jakarta – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, secara terbuka meminta maaf atas kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa ribuan anak sekolah di berbagai daerah Indonesia.

Dalam konferensi pers pada Jumat (26/9/2025), Nanik tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan permohonan maaf atas nama seluruh dapur MBG dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Indonesia.

“Dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf. Satu anak pun sakit adalah tanggung jawab kami. Kami akan memperbaiki kesalahan ini secara total,” kata Nanik.

Skala Kasus dan Daerah Terdampak

Kasus keracunan MBG meningkat selama tiga pekan terakhir. Dua daerah telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), yaitu:

  • Kabupaten Bandung Barat
  • Kabupaten Mamuju

Data resmi BGN per 22 September 2025 mencatat 4.711 siswa menjadi korban keracunan di seluruh Indonesia. Distribusinya menurut wilayah:

  • Wilayah I (Sumatra): 1.281 orang
  • Wilayah II (Jawa): 2.606 orang
  • Wilayah III (Kalimantan, Bali, Sulawesi, NTT, Maluku, Papua): 824 orang

Sementara itu, catatan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) per 21 September 2025 menunjukkan total korban mencapai 6.452 siswa, dengan rincian tertinggi:

  1. Jawa Barat: 2.012 siswa
  2. D.I Yogyakarta: 1.047 siswa
  3. Jawa Tengah: 722 siswa
  4. Bengkulu: 539 siswa
  5. Sulawesi Tengah: 446 siswa

Hari ini, Jumat (26/9/2025), ditemukan tambahan korban di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, sebanyak 103 siswa.

Tanggung Jawab dan Upaya Perbaikan

Nanik menegaskan bahwa BGN bertanggung jawab penuh atas insiden ini. Ia menekankan bahwa kasus keracunan bukan sekadar angka statistik, tetapi menyangkut nyawa anak-anak.

“Kesalahan ini menjadi tanggung jawab kami sebagai pelaksana. Kami berjanji insiden serupa tidak akan terjadi lagi,” tambahnya.

BGN bersama SPPG kini tengah mengevaluasi seluruh proses produksi, distribusi, dan penyajian MBG untuk memastikan standar keamanan pangan terpenuhi.

Pesan Penting untuk Sekolah dan Orang Tua

  • Memastikan anak mengonsumsi makanan yang aman dan higienis.
  • Menjalankan protokol pengawasan makanan dari pemerintah dan BGN.
  • Mengedukasi anak tentang pentingnya gizi seimbang dan keamanan makanan di sekolah.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan, pengawasan, dan transparansi dalam program pemberian gizi sekolah, terutama yang melibatkan ribuan siswa.

TAURUS77 | Slot88

Kasus keracunan MBG di Indonesia telah menimpa ribuan siswa dan menyentuh berbagai provinsi. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang meminta maaf secara terbuka dan menegaskan komitmen lembaga untuk memperbaiki sistem MBG secara total. Kasus ini menekankan pentingnya keamanan pangan, tanggung jawab institusi, dan perhatian pada kesehatan anak-anak Indonesia.

Artikel ini dibuat SEO-friendly dengan keyword: keracunan MBG, Nanik Deyang minta maaf, Badan Gizi Nasional, siswa keracunan, Makan Bergizi Gratis Indonesia.

Jumat, 19 September 2025

Mata Uang Asia Tertekan, Rupiah & Won Jadi Korban Terbesar Kuatnya Dolar AS

 Mata uang Asia kembali tidak berdaya menghadapi kekuatan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (19/9/2025). Data Refinitiv pukul 09.15 WIB mencatat, hampir seluruh mata uang utama kawasan mengalami pelemahan serentak terhadap greenback.

Rupiah & Won Jadi yang Terlemah

Rupiah menjadi salah satu yang paling terpukul, melemah 0,36% ke level Rp16.560 per dolar AS. Tekanan ini melanjutkan tren negatif sehari sebelumnya, ketika rupiah anjlok 0,46% hingga menembus batas psikologis Rp16.500 per dolar.

Namun, pelemahan terbesar terjadi pada won Korea Selatan yang jatuh 0,44% ke posisi KRW 1.394,21 per dolar. Di bawahnya, ringgit Malaysia ikut terkoreksi 0,31% di MYR 4,207 per dolar.

Sementara itu, dong Vietnam dan peso Filipina melemah lebih ringan, masing-masing 0,12%. Adapun dolar Taiwan dan dolar Singapura turun 0,10% dan 0,09%, berada di level TWD 30,127 serta SGD 1,2829 per dolar.

Mata uang lain seperti yen Jepang dan rupee India juga tertekan, meski sangat tipis, yakni 0,02% dan 0,03%.

Penyebab Tekanan: Dolar AS Makin Perkasa

Salah satu pemicu utama pelemahan serentak ini adalah penguatan indeks dolar AS (DXY) yang terus berlanjut sejak Rabu (17/9/2025). Setelah The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga untuk pertama kali tahun ini, DXY justru menguat 0,10% ke level 97,448.

Kekuatan dolar kian solid berkat rilis data tenaga kerja AS yang lebih baik dari perkiraan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran turun signifikan, membalikkan lonjakan pada pekan sebelumnya. Data ini menegaskan ketangguhan pasar kerja AS, sehingga mendorong permintaan aset dolar.

Sinyal dari The Fed

Selain faktor data ekonomi, komentar Ketua The Fed Jerome Powell juga memberi warna. Ia menyebut pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin lebih bersifat manajemen risiko terhadap perlambatan ekonomi, bukan sinyal dimulainya pelonggaran agresif.

Pernyataan Powell tersebut dipandang pasar sebagai nada hati-hati—tidak terlalu dovish. Akibatnya, ekspektasi terhadap pemangkasan lanjutan yang lebih cepat ikut menurun, memperkuat daya tarik dolar di mata investor.

Investor Berburu Aset Dolar

Kombinasi data tenaga kerja yang solid, sikap The Fed yang cermat, serta DXY yang menjauhi level terendah sejak Februari 2022 membuat investor kembali mengalihkan dana ke aset berbasis dolar. Imbasnya, hampir seluruh mata uang Asia harus menanggung pelemahan, dengan rupiah dan won berada di posisi paling rentan.

Slot88

About Us